Mengenal Kamera Mirrorless

Mengabadikan suatu kejadian, moment tertentu, atau keberadaan suatu hal yang belum tentu terulang kadang menjadi suatu kebutuhan. Misalkan saat ini saya berada di tempat yang bagus, atau melihat kejadian menarik dan ingin mengabadikannya lewat foto. Tentu akan sangat kecewa apabila tidak sempat mengabadikannya. Memiliki kamera saku merupakan salah satu alternatif yang cukup baik, karena ukuran yang tidak memerlukan tempat, atau tas untuk membawanya kemanapun anda pergi.

Anda bisa saja berada di kampus, mendengarkan dosen menerangkan mata kuliah atau berada pada acara ekstakurikuler sekolah yang menarik yang dirasa perlu di abadikan.

Kita tidak akan pernah tahu kapan datangnya sebuah moment yang perlu diabadikan, membawa kamera saku setiap saat kadang menjadi alternatif terbaik. Namun, kamera saku memiliki keterbatasn dalam hal Resolusi dan kualitas gambar yang dihasilkan.

Membawa kamera Jenis lensa tunggal atau yang populer disebut SLR yang saat ini marak versi Digitalnya dan biasa disebut SLR terasa repot untuk dibawa-bawa setiap saat dikarenakan ukuran body yang lebih besar dari kamera saku dan mungkin memakan ruang saat dibawa menggunakan tas.

Bagi para pecinta fotografi atau bagi anda yang hanya sekedar hobi berfoto ria dengan hanya mengandalkan kamera saku, mungkin sempat membayangkan, bagaimana jadinya dan adakah kamera saku yang memiliki kualitas hasil foto setara dengan kualitas kamera SLR?

Hmm.. Rasanya tidak mungkin. Namun kabar baik bagi para pecinta foto. Bahwa saat ini telah hadir kamera yang tipe baru Selain Kamera Saku dan SLR. Kamera tersebut dinamakan Kamera Mirorrless. Apa itu kamera Mirrorless?

Kamera Mirrorless adalah kamera yang pada dasarnya sama seperti kamera DSLR. Bedanya ada pada kaca / cermin yang terdapat pada kamera DSLR, tidak terdapat di kamera Mirrorless sehingga ukuran kamera bisa jauh lebih kecil, sama seperti ukuran kamera digital saku biasa.

Di kamera DSLR, kaca tersebut berfungsi memantulkan cahaya dari lensa ke lubang intip atau viewfinder. Hal ini membuat pengguna bisa melihat objek sebelum menjepret. Saat pengguna menekan shutter, mirror ini akan flip up agar cahaya menembak image sensor.


Kamera mirrorless menghilangkan mirror atau pentaprisma itu. Live view yang pada kamera DSLR menggunakan kaca, di sini menyatu dengan layar LCD, seperti yang ada di kamera saku.

Kamera ini memang seukuran saku, tetapi berbeda dengan kamera digital saku biasa yang tidak bisa berganti lensa. Kamera mirrorless memiliki berbagai pilihan lensa, layaknya kamera DSLR atau profesional.

Hal ini merupakan sebuah keuntungan bagi Anda yang suka traveling, tetapi malas membawa kamera DSLR yang berat. Kamera ini juga menjadi jawaban ketika pengguna ada di lokasi yang melarang penggunaan kamera profesional.

Hasil jepretan kamera mirrorless tidak perlu diragukan. Fotografer profesional sekelas Arbain Rambey dan Darwis Triadi pun sudah mengakui kalau kamera jenis ini bisa menghasilkan foto dengan kualitas oke.

Masalah kecepatan fokus juga bisa diandalkan. Beberapa kamera mirrorless keluaran Nikon dan Olympus sudah sangat memuaskan dalam urusan kecepatan fokus. Bahkan bisa lebih cepat dari kamera DSLR.

Keuntungan lainnya, kamera ini lebih cepat mengambil gambar dibanding DSLR, karena pantulan gambar langsung mengenai sensor tanpa melalui cermin atau pentaprisma terlebih dahulu.

Satu lagi, kamera ini juga tidak berisik ketika mengambil gambar. Jika kamera DSLR berbunyi cekrek-cekrek ketika mengambil gambar, yang disebabkan oleh mirror yang flip up ketika tombol shutter ditekan.

Kamera ini cocok dipakai untuk memotret acara yang tidak diperkenannya adanya keributan atau berisik, seperti konser piano atau akustik. Bisa juga buat untuk mengabadikan behind the scene sebuah film, karena suara cekrek-cekrek dari kamera DSLR bisa masuk ke sound film ketika sedang syuting.

Masato Sogo, Senior Supervisor Overseas Sales and Marketing Departmen Olympus wilayah Asia dan Oseania mengatakan pasar kamera DSLR di Asia udah mulai diambil oleh kamera mirrorless.

Kamera jenis ini diperkirakan akan menguasai 45% pangsa pasar DSLR tahun ini. Sangat mungkin kamera menjadi pilihan utama konsumen di masa depan, dan kamera DSLR kembali hanya digunakan oleh para fotografer profesional.

Ada banyak vendor yang mulai meluncurkan jenis kamera ini, mulai dari Olympus, Panasonic, Sony, Samsung, hingga Nikon.

Nikon baru meluncurkan kamera mirrorless tahun lalu dengan  dua tipe kamera, yaitu Nikon V1 dan Nikon J1. Rangkaian seri kamera, lensa, dan flash Nikon seri 1 ini tidak hanya memiliki spefikasi mumpuni, tetapi cantik dari sisi tampilan.

Berbeda dengan kamera DSLR yang hanya memiliki warna hitam, atau lensa yang terbatas pilihan, hanya hitam atau putih, kamera dan lensa mirrorless menawarkan varian warna yang lebih beragam.

Salah satu contohnya mirrorless keluaran Nikon yang menawarkan varian warna hitam, putih, merah, abu-abu, hingga pink. Pilihan warna ini menarik bagi sebagian besar konsumen, tidak hanya perempuan, tetapi mereka yang memperhatikan penampilan.

Canon yang mungkin agak ketinggalan untuk meluncurkan kehadiran Kamera Mirrorless tetap akan saya bahas pada posting ini.

Meskipun tidak secara resmi menyebut sebagai “Mirrorless”, Canon akhirnya memperkenalkan seri kamera mirrorless pertamanya lewat EOS M yang memiliki bentuk dan ukuran mirip kamera pocket tetapi dibekali dengan sensor yang sekelas dengan kamera DSLR dan lensa yang bisa diganti-ganti.


Tubuh EOS M yang diperkenalkan hari Senin (23/7/2012) ini terbuat dari magnesium alloy, tebalnya 3 cm dengan berat hanya sekitar 400 gram dengan lensa terpasang.

Canon EOS M memiliki spesifikasi yang serupa dengan kamera DSLR Canon EOS 650D. Kedua kamera ini sama-sama dilengkapi dengan sensor APS-C ber-resolusi 18 Megapixel, prosesor DIGIC 5, dan rentang ISO hingga ISO 12,800 yang bisa diekspansi ke ISO 25,600. EOS M bahkan mampu melakukan continuous shot hingga 4.3 frame per detik.


Navigasi dilakukan melalui layar touchscreen berukuran 3 inci karena EOS M hanya menyediakan sedikit tombol fisik. Melalui layar ini pengguna bisa merekam video full-HD (1080p) dengan pilihan frame rate 24, 25, atau 30 FPS seperti pada DSLR Canon.

Dalam hal perekaman video, EOS M memiliki kelebihan berupa sensor auto-fokus "hybrid" yang memadukan sensor phase-detect dengan sensor contrast-detect sehingga mampu melakukan auto-fokus dalam video dengan cepat dan tanpa menimbulkan suara.

Fitur ini pertama kali diterapkan Canon pada EOS 650D. Ada juga fitur stereo mic on-board, input untuk mic eksternal, serta audio-monitoring di kamera.

Yang paling menarik mungkin adalah adapter lensa EF-EOS M yang memungkinkan pengguna memakai lensa canon EF dan EF-S pada kamera EOS M. Kamera ini sendiri memiliki jenis mounting berbeda dari DSLR Canon.

Sejauh ini Canon telah merilis dua lensa khusus untuk EOS M, yaitu lensa zoom EF-M 18-55 f3.5-5.6 IS STM dan lensa pancake EF-M 22mm f/2 STM.


Karena tak memiliki lampu flash terintegrasi, Canon menyediakan aksesori flashgun Speedlite 90EX yang berukuran mungil dengan guide number 9 untuk EOS M.

Menurut rencana, EOS M berikut aksesori-aksesorinya sudah akan tersedia mulai bulan Oktober tahun ini. Harga kit EOS M dengan lensa EF-M 22mm f/2 STM berada pada kisaran 799 dollar AS atau sekitar Rp 7,6 juta.

Kamera mirrorless adalah jenis kamera digital berukuran serupa kamera saku tetapi memiliki lensa yang bisa diganti-ganti. Ukuran sensornya biasanya lebih besar dari kamera saku biasa sehingga lebih baik dalam hal kualitas tangkapan gambar.

Sebelumnya, Nikon, rival besar Canon, telah lebih dahulu membuat kamera mirrorless lewat produk Nikon V1 dan J1. Canon bergabung dengan produsen-produsen besar lain yang telah memiliki lini produk mirrorless termasuk Sony, Panasonic, Olympus, Pentax, dan Samsung.




Jika Merasa Arikel dan Bacaan di Billix Multimedia v.2 Bermanfaat,
Jangan Lupa Share ke Teman-teman melalui Tombol Share di bawah posting ini
Like on Billix Multimedia v.2 Facebook . Follow atau Berlangganan Via Email.
Terimakasih



Yang Copas, Jangan Lupa Mencantumkan Sumbernya Yah!






Share Yuk!