Mengenal Fiber to The Home ( FTTH )

Masih ingatkah Anda era booming warnet di paruh kedua 1990-an? Waktu itu, koneksi dial-up dengan modem 56,6 Kbps yang dibagi pakai oleh 10 komputer jamak ditemukan di warnet-warnet. Belum terbayang bahwa Anda bisa menikmati koneksi Internet hingga 3,6 Mbps (3G) atau 7,2 Mbps (HSDPA) sendirian di rumah seperti sekarang, bukan?

Sebentar lagi, jika tidak ada aral yang melintang, pengguna Internet wireless personal di Tanah Air mungkin sudah bisa mengecap nikmatnya ber selancar di dunia maya dengan kecepatan downlink paling tidak 100 Mbps berkat teknologi LTE (Long Term Evolution) atau 4G. Bandingkan peningkatan kecepatan koneksi, dari 56 Kbps menjadi 100 Mbps, atau sekitar 1.700 kali lipat hanya dalam dua dekade!

Bisakah Anda membayangkan berapa kecepatan koneksi Internet yang mungkin tersedia dalam satu dekade ke depan? Adakah teknologi yang lebih yahud ketimbang LTE? Dalam sebuah studi yang dilakukan pada awal 2008, Discovery Institute (www.discovery.org) meramalkan bahwa teknologi koneksi Internet dalam satu dekade ke depan akan mampu mengangkut data 50 kali lebih cepat dari yang ada sekarang.

Ramalan tersebut tidaklah berlebihan, atau mungkin justru sebaliknya, terlalu menyepelekan. Pasalnya, koneksi Internet FTTH (fiber-to-the-home) yang sudah diujicobakan di Amsterdam, Belanda, sudah mampu menembus 1000 Mbps atau 10 kali kecepatan LTE untuk downlink dan uplink sekaligus.

Apa Itu FTTH
FTTH merujuk pada koneksi Internet broadband yang menggunakan kabel serat optik untuk pengguna personal atau rumahan. Seperti yang sudah diketahui, sistem berbasis optik dapat mengantarkan beragam informasi digital, seperti telepon, video, data, dan sebagainya, secara lebih efektif dibandingkan dengan kabel tembaga coaxial.

Klik Gambar untuk Melihat Ukuran Penuh

Jika dibandingkan dengan kabel tembaga yang bisa mengangkut data sampai 1,5 Mbps untuk jarak dekat (kurang dari 2,5 km), kabel serat optik bisa mentransfer data hingga 2,5 Gbps untuk jarak yang lebih jauh (200 km). Artinya, dengan jarak 80 kali lebih panjang, kabel serat optik mampu mengangkut data lebih dari 1.500 kali kemampuan kabel tembaga.

Koneksi broadband FTTH pun sudah dinikmati secara nyata saat ini. Menurut majalah Broadband Properties (www.broadbandproperties.com) edisi Februari 2007, telah tercatat lebih dari 1 juta pengguna FTTH di AS, 6 juta di Jepang, dan 10 juta tersebar di seluruh dunia.

Menyongsong Masa Depan
Anda tentu sudah bisa menebak keunggulan utama FTTH. Apa lagi jika bukan kecepatan koneksi serta kapasitas angkut yang ditawarkannya jauh melampaui kabel tembaga, DSL, atau kabel coaxial. Sebagai contoh, seutas kabel tembaga bisa memuat enam panggilan telepon, sementara seutas kabel serat optik bisa memuat lebih dari 2,5 juta panggilan telepon dalam waktu yang bersamaan (sumber: Federal Communications Commission).

FTTH juga diyakini sebagai satu-satunya teknologi dengan bandwidth yang memadai untuk menangani kebutuhan konsumer untuk satu dekade ke depan, namun tetap mempertahankan investasi yang rendah.

Suatu hari nanti, teknologi rakus bandwidth seperti 3D holographic HDTV dan game akan menjadi hal yang lumrah di rumah-rumah.

FTTH juga akan memantik penciptaan produk-produk yang mungkin belum terbayang saat ini. Koneksi broadband ini juga me mungkinkan pengguna untuk “membundel” layanan komunikasi mereka. Sebagai contoh, pengguna bisa menerima telepon, video, audio, televisi, dan semua aliran data digital menggunakan sebuah koneksi FTTH, atau lebih dikenal dengan istilah konvergensi.

Jaringan Aktif dan Pasif
Ada dua tipe sistem penting yang memungkinkan FTTH, yakni jaringan optik aktif dan jaringan optik pasif. Masing-masing menawarkan cara untuk memilah data dan mengalihkannya ke tempat yang sesuai, dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan jika diperbandingkan.

Sebuah sistem optik aktif menggunakan peralatan switching bertenaga listrik, seperti router atau switch aggregator, untuk mengelola distribusi sinyal dan mengarahkan sinyal ke pelanggan tertentu. Switch ini membuka dan menutup dengan aneka cara untuk mengatur sinyal masuk dan keluar ke tempat yang sesuai.

Dalam sistem semacam itu, seorang pelanggan mungkin saja menggunakan layanan serat optik dedicated di rumahnya. Di sisi lain, sebuah jaringan optik pa sif tidak mencakup peralatan switching bertenaga listrik, tetapi meman faat kan pemecah optik untuk memilah dan mengumpulkan sinyal optik se men tara mereka bergerak dalam jaringan.

Sebuah jaringan optik pasif berbagi serabut serat optik untuk bagian-bagian dari jaringan. Peralatan bertenaga listrik hanya dibutuhkan pada sisi sumber dan penerima sinyal.

Informasi Lebih Lanjut :
http://communication.howstuffworks.com/fiber-optic-communications/fiber-to-the-home.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Fiber_to_the_x




Jika Merasa Arikel dan Bacaan di Billix Multimedia v.2 Bermanfaat,
Jangan Lupa Share ke Teman-teman melalui Tombol Share di bawah posting ini
Like on Billix Multimedia v.2 Facebook . Follow atau Berlangganan Via Email.
Terimakasih



Yang Copas, Jangan Lupa Mencantumkan Sumbernya Yah!






Share Yuk!

0 komentar :